Karakteristik Balita Stunting Pada Wilayah Dengan Prevalensi Tertinggi dan Terendah di Kabupaten Banggai
Characteristics of Stunting Toddler in Areas with The Highest and Lowest Prevalence in Banggai District
DOI:
https://doi.org/10.51888/phj.v15i2.282Keywords:
Berat badan lahir, usia kehamilan ibu, tingkat pendidikanAbstract
Stunting adalah kondisi gagalnya pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh kurangnya gizi dalam waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan terjadi keterlambatan dalam berfikir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Stunting di Wilayah dengan Prevalensi Tertinggi dan Terendah di Kabupaten Banggai. Jenis penelitian ini adalah Survei Deskriptif. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Batui dan wilayah kerja Puskesmas Bualemo. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah Balita Stunting di wilayah kerja Puskesmas Bualemo dan di wilayah kerja Puskesmas Batui yaitu 78. Dengan sampel jumlah Balita Stunting di wilayah kerja Puskesmas Bualemo sebanyak 39 dan di wilayah kerja Puskesmas Batui sebanyak 39. Teknik Pengambilan Sampel menggunakan Accidental Sampling. Analisis data menggunakan Univariat. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa, di Wilayah Prevalensi Tertinggi Stunting Berdasarkan Berat Badan Lahir sebagian besar Berat Badan Lahir Normal (53,8%), Usia Kehamilan Ibu sebagian besar Tidak Berisiko (35,8%), Tingkat Pendidikan semuanya Berpendidikan Tinggi (100%), Riwayat ASI Eksklusif sebagian besar Memiliki Riwayat ASI Eksklusi (92,4%), Status Ekonomi Keluarga sebagian besar Memiliki Pendapatan Rendah (82,0%), Riwayat Penyakit Infeksi semuanya Tidak Memiliki Riwayat Penyakit Infeksi (100%), Riwayat Pemberian Imunisasi semuanya Lengkap Imunisasi (100%). Dan di Wilayah Prevalensi Terendah Stunting Berdaasarkan Berat Badan Lahir sebagian besar Berat Badan Lahir Normal (58,9%), Usia Kehamilan Ibu sebagian besar Tidak Berisiko (92,3%), Tingkat Pendidikan sebagian besar Pendidikan Tinggi (97,5%), Riwayat ASI Eksklusif sebagian besar Memiliki Riwayat ASI Eksklusif (74,4%), Status Ekonomi Keluarga semuanya Memiliki Pendapatan Rendah (100%), Riwayat Penyakit Infeksi sebagian besar Memiliki Riwayat Penyakit Infeksi (89,7%), Riwayat Pemberian Imunisasi Semuanya Lengkap Imunisasi (100%). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak terdapat perbedaan kejadian Stunting baik di Wilayah Tertinggi maupun Terendah, faktor risiko yang telah diteliti dapat menyebabkan stunting pada Balita yang ada di daerah dengan Prevalensi Tertinggi maupun Terendah
Stunting is a condition where growth fails in children which is caused by a lack of nutrition for a long time, so that children are shorter than normal children of their age and there is a delay iN thinking. The aim of this research is to determine the picture of stunting in the areas with the highest and lowest prevalence in Banggai Regency. This type of research is a Descriptive Survey. This research was conducted in the working area of the Batui Community Health Center and the Bualemo Community Health Center working area. The population in this study was the number of Stunting Toddlers in the Bualemo Health Center working area and in the Batui Health Center working area, namely 78. The sample number of Stunting Toddlers in the Bualemo Health Center working area was 39 and in the Batui Health Center working area was 39. The sampling technique used Accidental Sampling. Data analysis uses Univariate. Based on the research results, it was found that, in the area with the highest prevalence of stunting based on birth weight, most of the birth weights were normal (53.8%), most of the mothers' gestational age was not at risk (35.8%), and all of them had high educational levels ( 100%), History of Exclusive Breastfeeding Most have a History of Exclusive Breastfeeding (92.4%), Family Economic Status Most have Low Income (82.0%), History of Infectious Diseases All Have No History of Infectious Diseases (100%), History All immunizations were given complete immunization (100%). And in the Lowest Prevalence Area of Stunting Based on Birth Weight, most of the Birth Weight is Normal (58.9%), Most of the Mother's Gestational Age is No Risk (92.3%), Most of the Education Level is High Education (97.5%), Most had a history of exclusive breastfeeding (74.4%), family economic status, all had low income (100%), history of infectious diseases, most had a history of infectious diseases (89.7%), history of immunizations, all had complete immunizations. (100%). The conclusion of this research is that there is no difference in the incidence of stunting in both the highest and lowest areas, the risk factors that have been studied can cause stunting in children under five in areas with the highest and lowest prevalence
References
Achadi LA .2012. Seribu Hari Pertama Kehidupan Anak. Disampaikan pada Seminar Sehari dalam Rangka Hari Gizi Nasional ke 60. FKM UI, Maret 2012 Depok
Adriani, Merryana, dan Bambang Wirjatmadi, 2012. Pengantar Gizi Masyarakat Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Adekayanti, N., Anjarwati, S. S., Warsiti, S. K., Keb, M., & Mat, S. (2021). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting pada Anak: Literature Review (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).
Atika Rahayu, 2015. https://media.neliti.com/media/publications/144977-ID-riwayat- berat-badan-lahir-dengan-kejadia.pdfdi akses 9 agustus 2023
Ariani, M. (2020). Determinan Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita: Tinjauan Literatur. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 11(1), 172-186.
Aprilliasari, P. A. W. (2021). perbedaan asupan energi protein dan status gizi balita yang diasuh dirumah dengan yang dititipkan di tpa (doctoral dissertation, poltekkes kemenkes denpasar jurusan gizi 2021).
Aisyatun, S. (2019). Faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di desa dlemer kecamatan kwanyar kabupaten bangkalan (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik).
Brinkman HJ, de Pee S, & Sanogo I et al. 2010. High Food Prices and The Global Financial Crisis Have Reduced Access to Nutritious Food and Worsened Nutritional Status and Health. J. Nut, 140, 153S—161S.
Calista, V. P., Larasati, T. A,. & Sayekti, W. D. (2021). Kejadian Stunting dengan Perkembangan Motorik Halus Pada Belita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 10(2), 617-623. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.667
Candra, A. (2013). Hubungan Underlying Factors dengan Kejadian Stunting Pada Anak 1 - 2 Tahun. Jurnal Ilmiah.
Choliq, I., Nasrullah, D., & Mundakir, M. (2020). Pencegahan stunting di Medokan Semampir Surabaya melalui modifikasi makanan pada anak. Humanism: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1).
Chang SM, Susan PW, Grantham-McG S, & Christine AP. 2010. Early childhood stunting and later fine motor abilities. Developmental Medicine and Child Neurology, 52 (9), 831—836.
Carolina, M., Puspita, A., & Indriana, S. (2023). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Orang Tua Dalam Upaya Pencegahan Stunting Di Desa Mantangai Hilir Puskesmas Mantangai. Jurnal Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan, 2(2), 50-55.
Dinas kesehatan kabupaten banggai, 2023. Info Dinas kesehatan kabupaten banggai.
Dalimunthe, S. M. (2015). Gambaran faktor-faktor kejadian stunting pada balita usia 24-59
bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2010 (analisis data sekunder riskesdas 2010) (Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakartal: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehata, 2015).
Fenti Dewi Pertiwi, 2019 Faktor Risiko Stunting Pada Balita Dikelurahan Mulyaharja Herman, Susilowati. 1990. Penelitian Gizi dan Makanan. Puslitbang Bogor
Hutasoit, Henny Monalisa Asi Ida, 2012. Analisis Faktor Risiko Stunting pada Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Tapanuli Utara. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Buletin Stunting, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 301 (5), 1163-1178.
Khatimah, Kh., Abbas, H. H., Mahmud, N. U., & Sididi, M. (2020). Kegagalan pertumbuhan dan perkembangan anak. Window of Public Health Journal, 01(02), 141–147.
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. (2017). Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting, Jakarta
Kementerian Desa Republik Indonesia. 2017. Buku Saku Stunting . Jakarta: Kementerian Desa Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI, 2018. Data dan informasi kementrian kesehatan, 2018. https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-data-pusat-data- dan-informasi.htmldi akses pada 9 agustus 2023
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Buletin Stunting Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 301 (5), 1163-1178.
Lubis, B. G. P. (2001). literature Review: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Belita.
Nita, V., & Indrayani, N. (2023). Sikap Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Era Pandemi Covid-19. JIKES: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(2), 288- 294
Mulenga, C. B., Gubo, Q., & Matsalabi, A. A. (2017). Examining the factors influencing child stunting among rural households in Zambia: the case of Sinda District. Developing Country Studies, 7(8), 55-62.
Oktarina, Z., & Sudiarti, T. (2013). Faktor Risiko Stunting pada Balita Usia 24-59 bulan di Sumatera. Jurnal Gizi dan Pangan, 8(3), 175-180.
Purnamasari, M., & Rahmawati, T. (2021). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Kejadian Stunting Pada Balita Umur 24-59 Bulan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 290–299. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i1.490.
Peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016, Standar Produk Suplementasi Gizi, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1600, Jakarta.
Palino, I. L., & Majid, R. (2017). Determinan kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja puskesmas puuwatu kota kendari tahun 2016 (Doctoral dissertation, Haluoleo University).
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. In P. Kemenkes RI, Atmarita, Y. Zahraini, & A. Dharmawan, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Edisi I Tahun 2018 (pp. 1-13). Jakarta: Pusat Data dan Informasi.
Pujiati, W., Nirnasari, M., & Rozalita, R. (2021). Pola Pemberian Makan dengan Kejadian Stunting pada Anak Umur 1–36 Bulan. Menara Medika, 4(1).
Ramli, et al. (2009), Prevalence and risk factors for stunting and severe stunting among under-fives in North Maluku Province of Indonesia, BioMed Central Pediatrics, 9:64 Rahmawati, A.,
Nurmawati, T., & Sari, L. P. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Orang Tua tentang Stunting pada Balita. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 6(3), 389-395.
Ramli, R., Satu, M., Ismail, A. M. S., Lalusu, E. Y., Layumba, F. S., Balebu. D. W., ... & Yani, A. (2022). Factors Influencing the Incidence of Stunting in Jaya Bakti Village, Pagimana Disrict, Banggai Regency. OpenA ccess Macedonian Journal of Medical Sciences, 10 (E), 303-307.
SSGI.2021. Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021. Studi Status Gizi Indonesia. Jakarta
Sri Hepti Sutiba Sanjaya, 2019 Gambaran Kejadian Stunting Pada Balita Di Kota Makassar.
Sutarto, Diana Mayasari, Reni Indriyani. 2018 Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya.
Sanjaya, S. H. S. (2019). Gambaran Kejadian Stunting Pada Balita Di Kota Makassar (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Sutarto, 2018 Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya
Sholiha, H., & Sumarmi, S. (2015). Analisis Risiko Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada Primigravida. Media Gizi Indonesia, 10(1), 57-63.
Sarjana, M. G. Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Pesisir Pantai Desa Tosewo Kecamatan Takkalalla Kabupaten Wajo Tahun 2013.
WHO (2010). Country Profile Indicators Interpretation Guide. Nutrition Landscape Informasi System (NLIS).
Wahyuningsih, W. (2022). Peran Suplementasi Zink (Zn) Ibu Hamil Remaja Pendek Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 0-6 Bulan, Kadar Serum Transforming Growth
Factor Β1 (Tgf Β1) Dan Brain
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2025 Anang Otoluwa, Saida Dewi S. Timala, Erni Yusnita Lalusu, Yustiyanty Monoarfa

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.