Buletin Kesehatan MAHASISWA http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo <p><strong>Buletin Kesehatan MAHASISWA</strong> adalah media publikasi ilmiah khusus bagi mahasisya yang menyajikan hasil penelitian (<em>research paper</em>) ataupun laporan kasus (case report) di bidang kesehatan masyarakat yang meliputi kajian Epidemiologi, Kesehatan Lingkungan, Administrasi Kebijakan Kesehatan, Promosi Kesehatan &amp; Ilmu Perilaku, Gizi Kesmas, Kesehatan &amp; Keselamatan Kerja, Biostatistik dan Kependudukan, serta kajian ilmiah lainnya.</p> en-US erniyusnitalalusu@gmail.com (Erni Yusnita Lalusu) bambangdwicahya@gmail.com (Bambang Dwicahya) Mon, 30 Sep 2024 00:00:00 +0000 OJS 3.2.0.3 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Gambaran Penanganan Sampah dan Kepadatan Lalat di Kelurahan Hanga-hanga di Kota Luwuk Tahun 2022 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/260 <p>Keberadaan sampah dapat memberikan pengaruh kesehatan bagi masyarakat karena sampah merupakan sarana dan sumber penularan penyakit. Pengaruh sampah terhadap kesehatan secara tidak langsung dapat berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di dalam sampah. Sampah yang telah mengalami penimbunan dapat dimanfaatkan oleh lalat sebagai sarang dalam proses perkembangbiakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penanganan sampah dengan tingkat kepadatan lalat di Kelurahan Hanga-Hanga di Kota Luwuk. Metode dalam penelitian ini adalah observasional dan metode penelitian bersifat deskriptif, kemudian dibahas secara narasi teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan pertimbangan tertentu, dimana yang menjadi sampel adalah rumah memiliki tempat sampah dan tempat sampah berada di pinggir jalan. Jumlah sampel 88 rumah. Hasil penelitian menunjukan pemilahan sampah yang memenuhi syarat sebanyak 17 (19,3%) rumah, yang tidak memenuhi syarat sebanyak 71 (80,7%) rumah. Pewadahan sampah yang memenuhi syarat sebanyak 14 (15,9%) rumah, yang tidak memenuhi syarat sebanyak 74 (84,0%) rumah. Pengangkutan sampah yang memenuhi syarat sebanyak 11 (12,5%) rumah, yang tidak memenuhi syarat sebanyak 77 (87,5%) rumah. Kepadatan lalat yang tinggi sebanyak 25 (28,4%) rumah, yang sedang sebanyak 40 (45,5%) rumah, dan yang rendah sebanyak 23 (26,1%) rumah. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan bagi pemilik rumah untuk lebih menyempatkan waktunya melakukan penanganan sampah dengan cara memilah sampah organik dan anorganik dan menutup tempat sampah dengan rapat dan bagi DLH agar melakukan pengangkutan sampah setiap hari dan menyediakan tempat sampah lebih dari satu agar warga bisa memilah sampahnya dan dengan pewadahan yang baik juga. </p> <p><em>The existence of </em><em>garbage</em><em> c</em><em>ould give a</em><em> health impact on the community because </em><em>garbage</em><em> is a me</em><em>dium</em><em> and source of disease transmission. The </em><em>impact</em><em> of </em><em>garbage</em><em> on health </em><em>is indirectly </em><em>can be in the form of vector-borne diseases </em><em>who</em><em> multiply in the </em><em>garbage</em><em>. Garbage that has been</em><em> piled up</em><em> can be used by flies as a nest in the</em><em>ir</em><em> breeding process. This </em><em>research</em><em> aims to find out the description of </em><em>garbage</em><em> handling </em><em>by</em><em> the </em><em>density </em><em>level of f</em><em>lies</em><em> in Hanga-Hanga Village in Luwuk City. The method in this </em><em>research</em><em> is observational and the research method is descriptive, </em><em>and </em><em>then discussed </em><em>by</em><em> the</em><em> manner of</em><em> narrative</em><em>. T</em><em>he sampling technique </em><em>is using</em><em> purposive sampling with certain considerations, where the sample</em><em>s are houses</em> <em>who</em> <em>got</em><em> trash can</em><em>s</em><em> and</em><em> the </em><em>trash can</em><em>s are</em><em> located on the side of the road. The </em><em>total</em><em> of samples </em><em>are</em><em> 88 houses.</em> <em>The results</em><em> of this research</em><em> showed that</em><em> the garbage sorting who fulfill the requirements are</em><em> 17 (19.3%) house</em><em>s</em><em>, while </em><em>the ones who did not fulfill the </em><em>requirements</em><em> are </em><em>71 (80.7%). There </em><em>are</em><em> 14 (15.9%) houses that </em><em>fulfill</em><em> the requirements for </em><em>the garbage</em><em> storag</em><em>ing</em><em>,</em><em> and the ones who did not </em><em>fulfill the requirements </em><em>are </em><em>74 (84.0%) houses. There </em><em>are</em><em> 11 (12.5%) houses that</em><em> fulfill</em><em> the requirements for </em><em>the garbage</em><em> transpor</em><em>t</em><em>,</em><em> and the ones who did not </em><em>fulfill the requirements </em><em>are</em><em> 77 (87.5%) houses. </em><em>For t</em><em>he high density of flies</em><em>, there</em> <em>are</em><em> 25 (28.4%) houses, the medium </em><em>ones are</em><em> 40 (45.5%) houses, and the low </em><em>ones are</em><em> 23 (26.1%) houses. Based on these results, it is hoped that </em><em>the </em><em>ho</em><em>use </em><em>owners will spend more time handling </em><em>garbage</em><em> by sorting organic and inorganic </em><em>garbage</em><em> and</em> <em>closing</em><em> the</em><em> trash cans tightly and for DLH to </em><em>do the</em> <em>garbage</em><em> transport every day and provide more than one trash can so that</em><em> the</em><em> residents can sort their </em><em>garbage</em> <em>with a good storaging</em><em>.</em></p> Jilian Stevani Wowor, Maria Kanan, Bambang Dwicahya Copyright (c) 2024 Jilian Stevani Wowor, Maria Kanan, Bambang Dwicahya https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/260 Mon, 30 Sep 2024 00:00:00 +0000 Gambaran Kondisi Sanitasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Balantak Selatan Tahun 2023 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/257 <p>Sanitasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi peningkatan derajat kesehatan manusia. Namun, di Indonesia penyediaan sanitasi dasar masih belum sepenuhnya diterapkan oleh masyarakat. Apalagi jika melihat masih adanya masyarakat yang belum memiliki pemikiran akan pentingnya sanitasi dasar bagi hidupnya, sehingga masih tinggi angka kesakitan akibat sanitasi dasar yang buruk. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 317 Kepala Keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sanitasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Balantak Selatan Tahun 2023. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Responden yang memiliki Fasilitas buang air besar sebanyak 317 KK atau (100%). Ketersediaan Air Bersih menggunakan Non PDAM/PDAM sebanyak 317 KK atau (100%). Responden yang memiliki ketersediaan tempat sampah yaitu sebesar 317 KK atau (100%), Menurut Observasi dari 317 Kepala Keluarga yang memiliki Ketersediaan Tempat Sampah hanya ada 6 Kepala Keluarga atau (1,9%) yang memenuhi Syarat dan 311 Kepala Keluarga atau (98,1%) tidak memenuhi Syarat. Ketersediaan Saluran Pembuangan Air Limbah sebesar 2 KK atau (0,6%) memiliki Saluran Pembungan Air Limbah dan memenuhi Syarat, 315 KK atau (99,4%) tidak mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah. Saran Untuk pemerintah desa kiranya bisa melakukan pendekatan dan motivasi kepada Kepala Keluarga yang belum memiliki Sarana Pembuangan Air Limbah&nbsp; dan melakukan Koordinasi kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas terkait untuk penyediaan Sarana Pembuangan Air Limbah di Desa sehingga bisa mencapai Presentasi 100% untuk seluruh desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Balantak Selatan.</p> <p><em>Sanitation is one of the important factors that influences improving human health. However, in Indonesia the provision of basic sanitation is still not fully implemented by the community. Moreover, if you see that there are still people who do not have an idea of ​​the importance of basic sanitation for their lives, so there is still a high morbidity rate due to poor basic sanitation. The type of research used is descriptive research. The sample in this study was 317 heads of families. The aim of this research is to find out a picture of basic sanitation in the working area of ​​the South Balantak Health Center in 2023. The results of the research show that 317 families or (100%) of respondents have defecation facilities. Availability of Clean Water using Non PDAM/PDAM is 317 families or (100%). Respondents who have available trash cans are 317 families or (100%), according to observations from 317 heads of families who have available trash cans, only 6 heads of families or (1.9%) meet the requirements and 311 heads of families or (98, 1%) does not meet the requirements. Availability of wastewater drainage channels: 2 families or (0.6%) have wastewater drainage channels and meet the requirements, 315 families or (99.4%) do not have wastewater drainage channels. Suggestions for the village government could be to approach and motivate heads of families who do not yet have waste water disposal facilities and coordinate with the Environmental Service and related agencies to provide waste water disposal facilities in the village so that they can achieve 100% presentation for all villages in the area. South Balantak Community Health Center working area.&nbsp;</em></p> Reynaldi Sapae, Dwi Wahyu Balebu, Bambang Dwicahya, Risky Ekaputri Copyright (c) 2024 Reynaldi Sapae, Dwi Wahyu Balebu, Bambang Dwicahya https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/257 Mon, 30 Sep 2024 00:00:00 +0000 Gambaran Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Ruang Perawatan Puskesmas Kampung Baru http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/261 <p>Kegiatan K3 di fasyankes dilaksanakan untuk menjamin dan melindungi sumber daya manusia fasyankes, pasien, pendamping pasien, pengunjung, serta masyarakat di sekitar dari gangguan kesehatan dan pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan, lingkungan, dan aktivitas kerja.Upaya kesehatan kerja ditujukan agar melindungi pekerja untuk hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk akibat pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana gambaran penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang ada di Puskesmas Kampung Baru.</p> <p>Jenis penlitian adalah <em>Deskriptif</em>. Populasi dalam penelitian ini seluruh Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kampung Baru yaitu sebanyak 81 Tenaga Kerja. Dengan teknik sampel menggunakan <em>Purposive Sampling</em>. Instrumen yang digunakan yaitu Kuesioner, Lembar Observasih, wawancara dan dokumentasi. Metode pengumpulan data melalui wawancara dan Metode analisis data mengunakan SPSS, sedangkan analisis data yang diguanakan yaitu secara univariat.</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program-program K3 yang telah diterapkan di Puskesmas Simpong seperti program Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian resiko k3&nbsp; semuanya pada kriteria kurang baik 49 orang (100%), Penerapan Kewaspadaan Standar semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pengelolaan Sarana dan Prasarana semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pengelolaan Peralatan Medis semuanya kriteria Baik&nbsp; 49 orang (100%), Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana Termasuk Kebakaran semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pengelolaan Limbah Domestik semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Penerapan Prinsip Ergonomi semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pemeriksaan Kesehatan Berkalah semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pemberian Imunisasi semuanya kriteria Baik 49 orang (100%) dan Pembudayaan PHBS semuanya kriteria Baik 49 orang (100%). Di harapkan pada petugas kesehatan untuk menerapkan program-program k3 yang terdapat pada Permenkes No 52 Tahun 2018 dimana dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwasanya setiap fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan standar K3.</p> Irfandi, Fitrianty Sutadi Lanyumba, Mirawati Tongko, Erni Yusnita Lalusu, Bambang Dwicahya, Sandy Novriyanto Sakati, Yustiyanty Monoarfa Copyright (c) 2024 Irfandi, Fitrianty Sutadi Lanyumba, Mirawati Tongko, Erni Yusnita Lalusu, Bambang Dwicahya, Sandy Novriyanto Sakati https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/261 Mon, 30 Sep 2024 00:00:00 +0000 Gambaran Kualitas Penampungan Air Dan Kondisi Keberadaan Larva Aedes Sp Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpong http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/262 <p>Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui perantaraan gigitan nyamuk <em>Aedes sp </em>dan <em>Aedes albopictus. </em>Puskesmas Simpong merupakan salah satu Puskesmas yang wilayahnya endemis DBD. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan keberadaan larva <em>Aedes sp </em>di wilayah kerja Puskesmas Simpong. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah di Wilayah Kerja Puskesmas Simpong sebanyak 5135 rumah, penentuan sampel menggunakan rumus Lemeshow dengan jumlah sampel sebanyak 357. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2023.Hasil penelitian ini diperoleh indeks keberadaan larva <em>Aedes sp </em>di wilayah kerja Puskesmas Simpong tergolong tidak padat dengan nilai density figure ≤5. Keberadaa larva pada Wadah yang terbuat dari bahan semen keberadaan larvanya paling tinggi, yaitu 28,85, keberadaan larva berdasarkan bentuk wadah paling tinggi berbentuk persegi panjang yaitu 32,27%, Keberadaan larva paling tinggi ditemukan pada wadah air yang berwarna gelap yaitu 17,8%, berdasarkan pH air, dan kelembaban seluruhnya berada pada kondisi yang sesuai dengan perkembangbiakan nyamuk <em>Aedes sp. </em>Melalui penelitian ini diharapkan kepada masyarakat untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk <em>Aedes sp </em>secara rutin melakukan 3 M, tidak menggunakan wadah air terbuat dari semen, tidak berwarna gelap serta diharpkan tidak menggunakan wadah air berbentuk persegi panjang.</p> <p><em>Dengue hemorrhagic fever is a disease caused by the dengue virus through the bite of Aedes sp and Aedes albopictus mosquitoes. Simpong Community Health Center is one of the community health centers in an area where dengue fever is endemic. The aim of this research is to describe the presence of Aedes sp larvae in the work area of the Simpong Community Health Center.</em> <em>This type of research is descriptive. The population in this study was all houses in the Simpong Community Health Center working area, totaling 5135 houses, the sample was determined using the Lemeshow formula with a sample size of 357. This research was carried out in July 2023. The results of this research obtained that the index of the presence of Aedes sp larvae in the Simpong Community Health Center working area was classified as not dense with a density figure value ≤5. The presence of larvae in containers made of cement was the highest, namely 28.85, the presence of larvae based on the shape of the container was rectangular, namely 32.27%, the highest presence of larvae was found in dark colored water containers, namely 17.8 %, based on water pH and humidity, all are in conditions suitable for the breeding of Aedes sp mosquitoes. Through this research, it is hoped that the public will prevent the breeding of Aedes sp mosquitoes by routinely doing 3 M, not using water containers made of cement, not dark in color and it is hoped that they will not use rectangular water containers.</em></p> Nurul Fadillah Lasompo, Maria Kanan, Sandy Novriyanto Sakati Copyright (c) 2024 Nurul Fadillah Lasompo, Maria Kanan, Sandy Novriyanto Sakati https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/262 Mon, 30 Sep 2024 00:00:00 +0000 Faktor Risiko Pada Ibu Dengan Bayi Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Tinangkung Utara Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2024 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/268 <p>Kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan merupakan periode 1000 hari pertama kehidupan atau biasa disebut dengan periode emas atau kritis sangat berpengaruh pada kualitas kehidupan yang akan datang sehingga perlu mendapat perhatian yang baik terutama status gizi ibu pada saat hamil atau malnutrisi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berisiko menyebabkan bayi lahir dalam keadaan stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan Panjang Badan Bayi Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tinangkung Utara Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2024.Penelitian ini menggunakan penelitian observasioanal analitik. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir pada bulan Januari tahun 2023 sampai bulan April 2024 di Wilayah Kerja Puskesmas Tinangkung Utara. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengmpulan data menggunakan data sekunder. Pengolahan data menggunakan program SPSS. Analisis data menggunakan uji statistik <em>Chi-Square. </em>Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis bivariat pada setiap variabel yaitu variabel usia ibu saat hamil (p=0,043), variabel riwayat hipertensi (p=0,622), variabel riwayat keguguran (p=0,028), variabel paritas (p=1,000), variabel riwayat KEK (p=0,000), variabel riwayat Anemia (p=0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara usia ibu saat hamil, riwayat keguguran, riwayat KEK dan riwayat anemia dimana nilai p&lt;0,05 sedangkan variabel yang tidak memiliki hubungan yaitu paritas dan riwayat hipertensi dimana nilai p&gt;0,05. Saran dalam penelitian ini adalah diharapkan petugas kesehatan memberikan edukasi terhadap masyarakat khususnya ibu hamil mengenai kebutuhan nutrisi selama kehamilan, dampak hamil diusia berisiko, pentingnya menjaga asupan gizi selama kehamilan, pentingnya mengkonsumsi Tablet Tambah Darah, dan pentingnya menerapkan pola hidup sehat untuk kebaikan ibu dan bayi yang dikandung.</p> <p><em>The health of pregnant women and babies born is the period of the first 1000 days of life or what is usually called the golden or critical period which greatly influences the quality of life in the future so it needs to be given good attention, especially the nutritional status of the mother during pregnancy or malnutrition can cause growth and development disorders. which risks causing babies to be born stunted. The aim of this research is to analyze factors related to the body length of babies born in the North Tinangkung Community Health Center Working Area, Banggai Islands Regency in 2024. This research uses analytical observational research. The population in this study is all babies born from January 2023 to April 2024 in the North Tinangkung Health Center Working Area. The sampling technique uses simple random sampling. Data collection uses secondary data. Data processing uses the SPSS program. Data analysis used the Chi-Square statistical test. The results of this study show that the bivariate analysis of each variable is the maternal age variable at pregnancy (p=0.043), the hypertension history variable (p=0.622), the miscarriage history variable (p=0.028), the parity variable (p=1.000), the history variable KEK (p=0.000), anemia history variable (p=0.000). The conclusion of this study is that there is a relationship between maternal age at pregnancy, history of miscarriage, history of CED and history of anemia where the p value is &lt;0.05, while the variables that do not have a relationship are parity and history of hypertension where the p value is&gt; 0.05. The suggestion in this research is that health workers are expected to provide education to the public, especially pregnant women, regarding nutritional needs during pregnancy, the impact of being pregnant at a risky age, the importance of maintaining nutritional intake during pregnancy, the importance of consuming Blood Supplement Tablets, and the importance of adopting a healthy lifestyle for the good of mother and baby. conceived.</em></p> lisa Handayani, Sulastri, Dwi Wahyu Balebu, Caca Sudarsa Copyright (c) 2024 lisa lisa handayani, Sulastri, Dwi Wahyu Balebu, caca sudarsa https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/268 Mon, 30 Sep 2024 00:00:00 +0000 Gambaran Kebiasaan Konsumsi Ikan pada Balita Stunting di Kecamatan Liang Tahun 2024 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/269 <p>Stunting adalah suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan pada pertumbuhan yang menyebabkan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya. Ikan adalah salah satu sumber protein untuk memenuhi kebutuhan gizi anak balita stunting karena ikan memiliki berbagai keunggulan sebagai sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral yang baik dan prospektif. Angka konsumsi ikan tingkat nasional pada tahun 2023 mencapai 60,9 kg/kapita. Angka konsumsi tingkat sulawesi tengah pada tahun 2023 melebihi angka nasional yaitu 67,58 kg/kapita. Untuk kabupaten banggai kepulauan angka konsumsi ikan pada tahun 2023 mencapai 15,46 kg/kapita angka ini masih rendah dibanding pencapaian angka konsumsi ikan tingkat nasional. Target konsumsi ikan tingkat nasional adalah 62,5 kg/kapita pada tahun 2024. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kebiasaan kosumsi ikan pada balita stunting di Kecamatan Liang. Penelitian ini adalah Observasional deskriptif dengan pendekatan Survei. Populasi penelitian adalah seluruh balita di kecamatan Liang sebanyak 418 balita, jumlah sampel 73 balita stunting. Teknik pengambilan sampel mengunakan random sampling dengan mengunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada 73 Balita stunting di Kecamatan Liang, frekuensi mengonsumsi ikan paling banyak terdapat di kategori setiap yaitu 69 orang (94,5%), mengolah ikan dalam sehari yang paling banyak yaitu kategori baik 73 orang (100%), untuk jenis ikan yang paling banyak yaitu kategori baik 73 orang (100%), porsi ikan yang di makan yang paling banyak yaitu kategori baik sebanyak 73 orang (100%). Meskipun balita yang mengonsomsi ikan masih mengalami kejadian stunting disebabkan kurangnya asupan gizi seimbang dan memerlukan asupan nutrisi lainnya, selain protein dan asam lemak omega 3. Kesimpulan diharapkan pada keluarga balita stunting untuk memperhatikan pola makan dan Zat Gizi terutama protein pada ikan.</p> <p><em>Stunting is a condition where a child experiences growth problems that cause his height to be inappropriate for his age. Fish is a source of protein to meet the nutritional needs of stunted toddlers because fish has various advantages as a good and prospective source of protein, fat, vitamins and minerals. National level fish consumption figures in 2023 will reach 60.9 kg/capita. The consumption figure for Central Sulawesi in 2023 exceeds the national figure, namely 67.58 kg/capita. For the Bangai Islands district, fish consumption figures in 2023 will reach 15.46 kg/capita, this figure is still low compared to the national level fish consumption figures. The national fish consumption target is 62.5 kg/capita in 2024. The aim of this research is to obtain an overview of the fish consumption habits of stunted toddlers in Liang District. This research is descriptive observational with a survey approach. The research population was all 418 toddlers in Liang subdistrict, the sample size was 73 stunted toddlers. The sampling technique uses random sampling using univariate analysis. The results of this research show that there are 73 stunted toddlers in Liang District, the highest frequency of consuming fish is in the each category, namely 69 people (94.5%), the most fish processing in a day is in the good category, 73 people (100%), for The most common type of fish was in the good category, 73 people (100%), the largest portion of fish eaten was in the good category, 73 people (100%). Even though toddlers who consume fish still experience stunting due to a lack of balanced nutritional intake and require other nutritional intake, apart from protein and omega 3 fatty acids. The conclusion is that it is hoped that families of stunted toddlers will pay attention to diet and nutrients, especially protein in fish.</em></p> Ramli Ramli, Rismawati H Sasia, Caca Sudarsa Copyright (c) 2024 Ramli Ramli, Rismawati H Sasia, caca sudarsa https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/269 Mon, 30 Sep 2024 00:00:00 +0000 Pola pemberian MP-ASI pada baduta gizi kurang di wilayah Puskesmas Patukuki Kecamatan Peling Tengah Tahun 2024 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/270 <p>Memberikan makan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun adalah salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi haknya. Berdasarkan data (Riskesdas 2018), sebanyak 17,7%, anak usia di bawah lima tahun (balita) masih mengalami masalah gizi terdiri dari gizi buruk 3,9% dan gizi kurang 13,8% (kemenkes 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pemberian MP-ASI terhadap jenis, bentuk, frekuensi dan variasi pada baduta gizi kurang di kecamatan peling tengah. Penelitian yang dilakukan adalah survey deskriptif yang bertujuan untuk melihat Pola Pemberian MP-ASI pada baduta gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Patukuki. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia dua tahun gizi kurang pada bulan juni tahun 2024 yang berjumlah 20. Penyajian data dilakukan setelah data diolah dan dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi disertai narasi untuk menarik kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 12 baduta (60%) di berikan MP-ASI buatan sendiri,&nbsp; 2 baduta (10%) diberikan MP-ASI pabrikan, dan 6 baduta (30%) diberikan MP-ASI campuran. Sebanyak 19 baduta (95%) diberikan MP-ASI bervariasi, 1 baduta (5%) diberikan MP-ASI yang tidak bervariasi. sebanyak, 20 baduta (100%) diberikan MP-ASI mudah di dapatkan dan terjangkau.&nbsp; Sebanyak 3 baduta (100%) diberikan makanan lumat pada usia 6 – 8 bulan. Sebanyak 7 baduta (100%) di berikan makanan lunak usia 9 – 11 bulan. Sebanyak 10 baduta (100%) di berikan makanan padat usia 12-23 bulan. Sebanyak 3 baduta (100%) di berikan MP-ASI usia 6-8 bulan sebanyak 2-3 kali sehari, usia 9-11 bulan sebanyak 3-4 kali sehari 7 baduta (100%). Sedangkan usia 12-23 bulan sebanyak 3-4 kali sehari 10 baduta (100%).&nbsp; 20 baduta (100%) diberikan MP–ASI dengan Hygiene yang baik dan, tepat waktu. Di simpulkan bahwa pola pemberian MP-ASI pada baduta gizi kurang ada yang belum tepat dan ada yang mendekati ketepatan dan semuanya di sebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Saran perlunya dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat dalam penyiapan MP – ASI Lokal yang bervariasi dan memenuhi kebutuhan gizi baduta.</p> <p><em>Providing good food from birth to two years of age is one of the basic efforts to ensure the achievement of quality growth and development while fulfilling their rights. Based on data (Riskesdas 2018), as many as 17.7% of children under five years of age (toddlers) still experience nutritional problems consisting of 3.9% malnutrition and 13.8% malnutrition (Ministry of Health 2018). The aim of this research is to determine the pattern of giving MP-ASI in terms of type, form, frequency and variation in undernourished children in Peling Tengah sub-district. The research carried out was a descriptive survey which aimed to see the pattern of giving MP-ASI to malnourished children in the Patukuki Community Health Center working area. The population in this study was all 20 undernourished two year old babies in June 2024. Data presentation was carried out after the data had been processed and analyzed and then presented in the form of a frequency distribution accompanied by a narrative to draw conclusions. The results of this research showed that 12 toddlers (60%) were given homemade MP-ASI, 2 toddlers (10%) were given manufactured MP-ASI, and 6 toddlers (30%) were given mixed MP-ASI. A total of 19 toddlers (95%) were given varied MP-ASI, 1 toddler (5%) was given non-varying MP-ASI. A total of 20 toddlers (100%) were given MP-ASI which was easy to get and affordable.&nbsp; A total of 3 toddlers (100%) were given crushed food at the age of 6 - 8 months. A total of 7 toddlers (100%) were given soft food aged 9 - 11 months. A total of 10 toddlers (100%) were given solid food aged 12-23 months. A total of 3 toddlers (100%) were given MP-ASI aged 6-8 months 2-3 times a day, aged 9-11 months 3-4 times a day 7 toddlers (100%). Meanwhile, aged 12-23 months 3-4 times a day 10 toddlers (100%).&nbsp; 20 toddlers (100%) were given MP-ASI with good hygiene and on time. It was concluded that the pattern of giving MP-ASI to malnourished young women was not appropriate and some were close to accurate and all of this was caused by different knowledge and experience. Suggestions for community empowerment efforts need to be made in preparing local MP-ASI which is varied and meets the nutritional needs of toddlers.</em></p> Eva Febriani Saleng, Ramli, Muhammad Syahrir Copyright (c) 2024 Eva Febriani Saleng, Ramli, Muhammad Syahrir https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://fkm-untika.ac.id/journal/index.php/jpmeo/article/view/270 Mon, 30 Sep 2024 00:00:00 +0000