Hubungan Kondisi Rumah terhadap Kejadian Penyakit Tuberculosis di Wilayah Kerja Puskemas Kampung Baru

The Relationship between Home Conditions and the Incidence of Tuberculosis Disease in the Working Area of the Kampung Baru Health Center

Authors

  • Rizky Eka Putri Djalumang Fakultas Kesehatan Masyaarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai
  • Sriyanti Nurdin Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk
  • Anang S. Otoluwa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

DOI:

https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i3.184

Keywords:

Kondisi rumah, tuberculosis, TBC

Abstract

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu faktor risko penyakit tuberkulosis paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi rumah terhadap kejadian penyakit Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kampung Baru. Jenis penelitian adalah analitik dengan rancangan Case Control. Populasi dalam penelitian ini adalah  jumlah penderita TB paru BTA + tahun 2018 di Puskesmas Kampung Baru sebanyak 51 responden dan BTA – sebanyak 51 responden. Pengambilan sampel menggunakan cara random sampling. Analisis data dengan cara univariat, bivariat dan multivriat dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan hunian merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberculosis dengan hasil nilai p = 0,000 (p<0,05) dan hasil uji statistik nilai OR= 0,165, ventilasi merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberkulosis dengan hasil nilai p = 0,001 (p<0,05) dan hasil uji statistik nilai OR= 0,176, pencahayaan merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberkulosis dengan hasil nilai p = 0,000 (p<0,05) dan hasil uji statistik nilai OR= 0,141, kelembaban merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberculosis dengan hasil nilai p = 0,001 (p<0,05) dan hasil uji statistik nilai OR= 0,137, jenis lantai merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberkulosis dengan hasil nilai p = 0,031 (p<0,05), dan hasil uji statistik nilai OR= 0,167. Dan hasil uji regresi logistik variabel pencahayaan dengan nilai p=0,000 dan exp(B) sebesar 0,093 kali memiliki hubungan terhadap kejadian tuberkulosis. Untuk itu disarankan bagi Pemerintah lebih meningkatkan upaya penanggulangan tuberkulosis untuk menemukan secara dini penderita Tuberkulosis dan membentuk kader peduli TBC dan bagi masyarakat agar lebih memperhatikan sanitasi rumah dan membiasakan berprilaku hidup bersih dan sehat.

A house that does not meet health requirements is a risk factor for pulmonary tuberculosis. This study aims to determine the relationship between the condition of the house and the incidence of tuberculosis in the working area of the Kampung Baru Health Center. This type of research is analytic with a Case Control design. The population in this study was the number of smear + pulmonary TB patients in 2018 at the Kampung Baru Health Center as many as 51 respondents and BTA - as many as 51 respondents. Sampling using random sampling method. Data analysis was carried out using univariate, bivariate and multivariate methods using logistic regression. The results showed that occupancy density was a factor associated with the incidence of tuberculosis with a result of a value of p = 0.000 (p <0.05) and the results of statistical tests OR = 0.165, ventilation was a factor associated with the incidence of tuberculosis with a result of a value of p = 0.001 (p <0.05) and the statistical test results OR = 0.176, lighting is a factor related to the incidence of tuberculosis with the results of the p = 0.000 (p <0.05) and the statistical test results OR = 0.141, humidity is factors associated with the incidence of tuberculosis with a result value of p = 0.001 (p <0.05) and the results of statistical tests OR = 0.137, the type of floor is a factor associated with the incidence of tuberculosis with a result value of p = 0.031 (p <0, 05), and the statistical test results OR = 0.167. And the results of the logistic regression test for the variable lighting with a value of p = 0.000 and exp(B) of 0.093 times have a relationship to the incidence of tuberculosis. For this reason, it is recommended for the Government to increase efforts to combat tuberculosis to find tuberculosis sufferers early and form TB care cadres and for the community to pay more attention to home sanitation and clean and healthy living habits.

 

References

Achmadi, Umar Fahmi, 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Achmadi, UF, 2010. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Amin, Zulkifli dan Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Universitas Indonesia, Jakarta.

Anggie Mareta Rosiana, 2012. Hubungan antara Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Kota Semarang.

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang Volume 2, Nomor 1, Tahun 2012.

Atlanta, The CDC, 1989. Pedoman Lokakarya Penggunaan Metode Epidemiologi dalam Studi Kesehatan Reoroduksi. BKKBN

Atmosukarto dan Sri Soewasti. 2000. Pengaruh Lingkungan Pemukiman dalam Penyebaran Tuberkulosis. Jakarta : Media Litbang Kesehatan, Vo. 9 (4), Depkes RI.

Azwar, 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara, Sumber Widya.

Azwar, 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Batti. 2013. Analisis Hubungan Antara Kondisi Ventilasi, Kepadatan Hunian, Kelembaban Udara, Suhu, Dan Pencahayaan Alami Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Wara Utara Kota Palopo. Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado. Diakes 11 Maret 2015.

Begum V, et all. Tuberculosis and patient gender in Bangladesh: sex diferences in diagnosis and treatment outcome. Int J Tuberc Lung Dis 2001;5: 604-610.

Bloch Alan B,et.al, 1989. The Epidemiology of Tuberculosis in The United Stated, Clinics in Chest Medice, vol. 10 no. 3.

Buku Saku Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, 2006.

Crofton, John, et al (2002) Tuberkulosis Klinis, edisi bahasa Indonesia, Harus, edisi 2, Widya Medika, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002). Persyaratan Rumah Sehat

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkolosis Edisi 2: Cetakan II, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Banggai

Fahdhinie Farah, Case Distribution of Pulmonary Tuberculosis and Risk Factor in Gunung Kidul, Graduate Program Medical Faculty Gadjah Mada University, Yogyakarta, Unuversitas Gajah Mada, tesis, 2011.

Heriyani, Risk Factor of the Incidene of Pumonary Tuberculosis in Banjarmasin City, Yogyakarta, International Journal of Public Health Science, Vol. 2, No. 1m 1-6, 2013.

Firdiana, Cahyati Hary W. 2007. Hubungan Antara Luas Ventilasi dan Pencahayaan Rumah dengan Kejadian Tuberculosis Paru Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kecamatan Tembalang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Girsang, M. 1999. Kesalahan-kesalahan dalam Pemeriksaan Sputum BTA pada Program Penanggulangan TB terhadap Beberapa Pemeriksaan dan Identifikasi Penyakit TBC . Jakarta : Media Litbang Kesehatan Vo. IX No. 3

Gould, D dan Brooker, C. 2003. Mikrobiologi Terapan untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Jansen, Lambert, et al (2005). Guidelines for Preventing the Transmission of Mycrobacterium Tuberculosis in health Care Setting, 2005. DDiakses 15 Januari 2014,

Jaya, Iman. 2000. Studi Kasus Kontrol Faktor Risiko Lingkungan Terhadap Kejadian TB paru BTA (+) di Kabupaten Aceh Barat. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Kasjono,Heru Subaris, 2011. Penyehatan Pemukiman.Yogyakarta: Fitramaya.

Koes Irianto, 2014. Epidemiologi penyakit Menular & Tidak Menular. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Lubis, P. 1989. Perumahan Sehat. Jakarta : Depkes RI

Mahpudin, A,H, (2006). Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah, Sosial Ekonomi dan Respon Biologis terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif pada Penduduk Dewasa di Indonesia. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Depok.

Melisah Putri Siregar, 2012. Hubungan Karakteristik Rumah dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Puskermas Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2012.

Moha, S.R. 2012. Pengaruh Kondisi Fisik Rumah Terhadap Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Di Desa Pinolosian, Wilayah Kerja Puskesmas Pinolosian Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2012. [Tesis Ilmiah]. Gorontalo : Universitas Gorongtalo.

Muray John F, 1988. Texbook of respiratory medicine, WB Sauders Philadelpia

Lisa, 2013. Faktor Resiko Kejadian Penyakit TB Paru di Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram Propinsi NTB Tahun 2013, Bali, Universitas Udayana, tesis.

Notoatmojo S. 1997. Prinsip-prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit Rineka Cipta Jakarta, 1997.

Notoatmodjo, S, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit Rieneka Cipta, Jakarta.

Permenkes RI No. 829/MENKES/SK/VII/1999. Persyaratan Kesehatan Perumahan.

Permenkes RI No. 1077/MENKES/PER/V/2011. Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah.

Puskesmas Kampung Baru, 2018. Profil Kesehatan

Riadi Arief, 2012. Tuberkulosis dan HIV. Jurnal Tuberkulosis Indonesia. Volume 8, Maret 2012.

Rikha Nurul Pertiwi, 2011. Hubungan antara karakteristik individu, praktek hygiene dan sanitasi lingkungan dengan kejadian tuberkulosis di kecamatan semarang utara.

Rosiana, AM. 2012. Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang.

Ruswanto, B, 2010. Analisis Spasial Sebaran Kasus TB Paru di Tinjau Dari Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah di Kabupaten Pekalongan, Program Pasca sarjana Universitas Diponegoro Semarang

Ryana Ayu Setia Kurniasari, Faktor Resiko Kejadian TB Paru di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri, Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 11, No. 2, 198-204, 2012.

Sadiman, 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

Sandjaja dan Kruyt, 1995. Deteksi Dini Tuberkulosis. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun 2011 nomor 2.

Simbolon D, 2006. Faktor Risiko Tuberculosis Paru di Kabupaten Rejang Lebong.

Smith, P.G, 1994. Epidemiologi of Tuberkulosis Pathogenesis, Protection and Control. ASM press: Washington DC.

Sularso, K., 1994. Studi Kasus Control Faktor Risiko Tuberculosis Paru Di Kota Madya Surakarta Tahun 1994. Progam Pasca Sarjana, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok.

Soedarto, 1990. Penyakit – Penyakit Infeksi di Indonesia, Penerbit Widyamedika, Jakarta.

Suparyanto, 2010. Tuberkulosis Paru. http://infeksipenyakit.org.

Suyono, Pokok Bahasan Modul Perumahan dan Pemukiman, Pusdiknas, Jakarta.1985.

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.

World Health Organization, 2002. Gender and Tuberculosis On Gender On Health

World Health Organization, 2003. Tuberculosis, Geneva.

World Health Organization, 2017. Global Tuberculosis Report, WHO, Geneva.

World Health Organization, 2018. Global Tuberculosis Report, WHO, Geneva

Published

2023-05-31

How to Cite

Djalumang, R. E. P., Nurdin, S. ., & Otoluwa, A. S. . (2023). Hubungan Kondisi Rumah terhadap Kejadian Penyakit Tuberculosis di Wilayah Kerja Puskemas Kampung Baru: The Relationship between Home Conditions and the Incidence of Tuberculosis Disease in the Working Area of the Kampung Baru Health Center. Buletin Kesehatan MAHASISWA, 1(3), 137-152. https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i3.184